KEPEMIMPINAN MUAMMAR AL-QADDAFI
- Biografi Muammar Al-Qaddafi
Muammar Abu Minyar al-Qaddafi lahir di Surt, Tripolitania, 7
Juni 1942, anak termuda dari sebuah keluarga miskin Badawi (Bedouin) di daerah
gurun pasir di Sirte. Ibunya seorang Yahudi yang memeluk agama Islam sejak usia
9 tahun. Hal ini membuat Judaisme menganggap Khadafi seorang Yahudi. Muammar
Khadafi mengenyam pendidikan SD tradisional yang religius dan pada usia remaja
bersekolah di SMU Sebha di Fezzan dari 1956 hingga 1961. Khadafi dan sekelompok
kecil teman-temannya yang dia temui di sekolah ini kemudian membentuk
kepemimpinan utama dari sebuah kelompok revolusiner militan yang kelak merebut
kekuasaan negara Libya. Inspirasi bagi Khadafi adalah Gamal Abdul Nasser,
seorang negarawan yang populer di Mesir, yang naik ke takhta kepresidenan
dengan meminta persatuan Arab dan menghujat Barat. Pada 1961, Khadafi
dikeluarkan dari Sebha karena aktivitas politiknya.
Dia kemudian kuliah di Universitas Libya, di mana dia lulus dengan nilai yang sangat baik. Dia lalu bergabung dengan Akademi Militer di Benghazi pada 1963, di mana dia dan beberapa rekan militannya membentuk sebuah kelompok rahasia yang bertujuan menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Setelah lulus pada 1965, dia dikirim ke Britania untuk latihan lanjutan, dan kembali pada 1966 sebagai seorang opsir dalam Korps Sinyal. Khadafi mempunyai delapan anak, tujuh di antaranya lelaki. Putranya yang paling tua, Muhammad Khadafi adalah ketua Komite Olimpiade Libya. Putra tertua kedua Al-Saadi Khadafi, adalah ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di tim Seri A, Perugia, dan juga bermain film. Satu-satunya putrinya, Ayesha Khadafi, adalah seorang pengacara yang telah bergabung dengan tim pengacara Saddam Hussein.
Dia kemudian kuliah di Universitas Libya, di mana dia lulus dengan nilai yang sangat baik. Dia lalu bergabung dengan Akademi Militer di Benghazi pada 1963, di mana dia dan beberapa rekan militannya membentuk sebuah kelompok rahasia yang bertujuan menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Setelah lulus pada 1965, dia dikirim ke Britania untuk latihan lanjutan, dan kembali pada 1966 sebagai seorang opsir dalam Korps Sinyal. Khadafi mempunyai delapan anak, tujuh di antaranya lelaki. Putranya yang paling tua, Muhammad Khadafi adalah ketua Komite Olimpiade Libya. Putra tertua kedua Al-Saadi Khadafi, adalah ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di tim Seri A, Perugia, dan juga bermain film. Satu-satunya putrinya, Ayesha Khadafi, adalah seorang pengacara yang telah bergabung dengan tim pengacara Saddam Hussein.
- Keluarga
Khadafi menikah dengan:
- Fatiha
al-Nuri (1969–1970; bercerai), memiliki anak 1 orang, yaitu:
- Muhammad
al-Qaddafi (1971), Komite Olimpiade Libya
- Safia
el-Brasai (1971–2011), memiliki 7 orang anak, yaitu
- Saif al-Islam al-Qaddafi (1972)
- Al-Saadi
al-Qaddafi (1973), Ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di
tim Seri A, Perugia dan juga bermain film
- Ayesha
al-Qaddafi (1975), seorang pengacara yang telah bergabung dengan
tim pengacara Saddam Hussein
- Hannibal
al-Qaddafi (1976)
- Al-Mu'tasim Billah al-Qaddafi (1977-2011)
- Saif al-Arab
al-Qaddafi (1982-2011)
- Khamis
al-Qaddafi (1983-2011)
Dia
juga dikatakan telah mengadopsi dua anak, yaitu:
- Diplomasi Washington
Tahun 1951, Amerika Serikat
mendukung kemerdekaan Libya dan disusul peningkatan hubungan bilateral sampai
tingkat kedutaan. Hubungan Libya-Amerika Serikat terhenti ketika Kapten Muammar
Khadafi memimpin Revolusi Al Fatah untuk menyingkirkan Raja Idris pada 1969.
Sejak 1969, jabatan yang Khadafi bukan jabatan resmi, tetapi ia menyandang
"Guide of the First of September Great Revolution of the Socialist
People's Libyan Arab Jamahiriya" atau "Brotherly Leader and Guide of
the Revolution".Setelah berkuasa, Khadafi yang telah berpangkat
kolonel melancarkan revolusi budaya yang mengandung inti penyingkiran semua
ideologi dan pengaruh yang berbau asing, seperti kapitalisme dan komunisme. Ia
kemudian mengembangkan masyarakat baru berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme
Libya dengan semboyan "sosialisme, persatuan, dan kebebasan".
Semenjak ini hubungan kedua negara semakin memburuk dan mencapai titik
terendah. Massa yang anti-AS menggelar demonstrasi pro-Iran pada Desember 1979.
Massa membakar gedung Kedutaan Besar AS di Tripoli menjadi akhir dari
demonstrasi tersebut.
Masih pada tahun 1979, pesawat-pesawat tempur AS menembak
jatuh dua pesawat tempur Libya di atas Teluk Sidra. Insiden itu memperburuk
hubungan kedua negara. Setelah menyatakan bahwa Libya sebagai "negara
sponsor terorisme", AS menutup kedutaannya di Tripoli pada Februari 1980.
Sementara, Libya juga menutup kedutaannya di Washington. Pada Januari 1986, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan memerintahkan penghentian hubungan
dagang dan ekonomi dengan Libya. Langkah ini disusul dengan pembekuan aset-aset
Libya di AS. Bukan hanya menutup diplomatik, keuangan dan perdagangan, tapi
juga berusaha menyingkirkan Khadafi. Pesawat-pesawat tempur AS memborbardir
Tripoli, Benghazi, dan rumah Khadafi pada April 1986. Tindakan itu sebagai
balasan atas pemboman sebuah diskotek di Berlin Barat yang dipakai sebagai
tempat hiburan tentara AS.
Gempuran pesawat tempur AS
menewaskan setidaknya 15 orang, termasuk putri Khadafi yang masih kanak-kanak.
Posisinya dengan Libya makin tersudut menyusul terjadinya ledakan pesawat Pan
AM dengan nomor penerbangan 103 pada Desember 1988. Pesawat yang berangkat dari
London menuju New York meledak di atas Lockerbie (Skotlandia) dan menewaskan
259 orang di pesawat serta 11 orang lainnya tewas di darat. Akibat tindakan
itu, Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi 748 dan 883 pada tahun 1992/1993.
PBB menjatuhkan sanksi atas Libya, membekukan aset-aset, dan mengembargo
perlengkapan penambangan minyak secara selektif. Tahun 1999, Libya menyatakan
bertanggung jawab atas tragedi Lockerbie. Tripoli menyerahkan dua terdakwa
peledakan pesawat untuk diadili di Belanda dan bersedia membayar ganti rugi
kepada keluarga korban senilai 2,7 miliar dollar AS pada tahun 2003. Atas
langkah ini, Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi dan didukung AS.
Sikap Washington berubah ketika Khadafi mengakui bahwa Libya mengembangkan senjata pemusnah massal dan segera memusnahkan semua program pada Desember 2003. Pengakuan dan tekad tersebut mencairkan kebekuan hubungan Tripoli-Washington. Sejak kedua negara meningkatkan kontrak dan berusaha menyingkirkan hambatan hubungan diplomatik, perusahaan-perusahaan minyak masuk kembali ke Libya. Keputusan Washington pada 15 Mei 2006 untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik memang mengejutkan karena Libya dinilai membantu terorisme. Tetapi, ada faktor politik dan positif di balik mencairnya hubungan Khadafi dan Presiden George W Bush.
Sikap Washington berubah ketika Khadafi mengakui bahwa Libya mengembangkan senjata pemusnah massal dan segera memusnahkan semua program pada Desember 2003. Pengakuan dan tekad tersebut mencairkan kebekuan hubungan Tripoli-Washington. Sejak kedua negara meningkatkan kontrak dan berusaha menyingkirkan hambatan hubungan diplomatik, perusahaan-perusahaan minyak masuk kembali ke Libya. Keputusan Washington pada 15 Mei 2006 untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik memang mengejutkan karena Libya dinilai membantu terorisme. Tetapi, ada faktor politik dan positif di balik mencairnya hubungan Khadafi dan Presiden George W Bush.
PEMBAHASAN
Kepemimpinan Muammar Khadafi didapat dari kudata militer,
dalam kepemimpinannya khadafi merubah konstitusi Libya menjadi undang - undang
berdasarkan ideologi politiknya. Dan gerak gerik masyarakat dibungkam jadi
pengaturan negaranya hanya berpihak dalam ideologinya tanpa menerima masukan
dari rakyatnya. Masyarakat dipaksa untuk mengikuti kekuasaannya dengan
mengandalkan kekuatan militernya, tapi dalam kekuasaannya kekuasaan khadafi
terlalu berlebihan dalam membungkam rakyatnya.
Tipe Kepemimpinan Muammar Khadafi adalah Leader by power
held. Seseorang yang menjadi pemimpin dikarenakan kekuasaan yang dimilikinya.
Gaya kepemimpinan muammar khadafi termasuk dalam gaya otokratik, karena muammar
khadafi memaksa rakyatnya untuk mematuhi segala perintahnya, dan gerakan
masyarakat sangat dibatasi. Sebenarnya gaya kepemimpinan otokratik sangat
bagus, tapi khadafi terlalu berlebihan sehingga rakyat malah menjadi tidak puas
dalam kepemimpinannya dan malah mejadi memberontak pada kepemimpinannya.
Runtuh kepemimpinannya berawal dari demo ketidakpuasan
rakyat libya pada presiden khadafi, tapi khadafi malah melawan demonstran
dengan mengerahkan kekuatan militernya bahkan khadafi tidak segan dengan
menembak mati para demonstran, sehingga NATO geram dengan keputusan khadafi
dalam menghadapi demonstran yang tidak prikemanusiaan. Akhirnya NATO membantu
rakyat yang menentang kepemimpinan khadafi, dan perang saudara pun tak
terelakan yang akhirnya khadafi terbunuh dalam serangan rakayat yang geram
dengan kepemimpinannya.
Dilihat dari teori kepemimpinan sifat ( trait theory )
menurut Keith Devis keberhasilan seorang pemimpin harus memiliki 4 sifat yaitu
: Kecerdasan, Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial, motivasi diri dan
dorongan berprestasi dan sikap hubungan kemanusiaan. Belum semua sifat diatas khadafi
miliki satu hal yang khadafi belum miliki yaitu sikap hubungan kemanusiaan,
dimana khadafi belum bisa menghormati hak rakyatnya.
Dalam teori kepemimpinan perilaku dan situasi, dijelaskan
bahwa seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang
memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi
pula. Dari segi persepsi, seorang pimpinan yang otokratik adalah seorang yang
sangat egois. Dan dalam menterjemahkan disiplin kerja bawahan adalah dengan
perwujudan kesetian bawahan kepada dirinya. Sehingga dalam mengembangkan
persepsinya bahwa tujuan organisasi itu identik dengan tujuan pribadinya.
Karena organisasi diperlakukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan
pribadinya.
Dari segi nilai yang dianut, pemimpin otokratik itu menganut nilai bahwa segala
sesuatu tindakannya dianggap benar bilamana tindakan tersebut adalah untuk
mempercepat tercapainya tujuan-tujuannya. Dan bilamana ada suatu tindakan yang
dianggap tidak benar, maka tindakan tersebut dianggap sebagai penghalang dan
harus disingkirkan.
Dari segi sikap yang diambil, pemimpin otokratik itu akan menunjukkan sikapnya
dalam bentuk:
- Kecenderungannya memperlakukan bawahan sama dengan alat
dalam organisasi dan kurang menghargai harkat dan martabat bawahannya.
- Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa adanya keterkaitan dengan kepentingan dan
kebutuhan bawahan.
- Mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan, sehingga bawahan hanya dituntut untuk sebagai pelaksana saja.
Dari segi perilaku, pemimpin otokratik akan sangat sulit bahkan tidak akan mau
menerima saran dan pandangan dari bawahannya. Terlebih lagi dalam bentuk kritik,
maka dapat diartikan sebagai usaha merongrong kekuasaannya.
Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang
menonjolkan “keakuannya”, Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang
memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut:
1. Menganggap organisasi sebagai
pemilik pribadi
2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
3. Menganggap bawahan sebagai alat
semata-mata; Tidak mau menerimsaran dan pendapat
4. Terlalu tergantung kepada kekuasaan
formalnya
5. Dalam tindakan pengge-rakkannya
sering memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
Gaya
kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang
otokratik antara lain:
a. Menuntut ketaatan penuh dari para
bawahannya
b. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan
keakuannya
c. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi menggunakan
pendekatan punitif dalam hal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
Lambat laun gaya kepemimpinan ini dianggap tidak sesuai lagi
seiring perkembangan zaman, sehingga terjadi perubahan struktur organisasi dan
gaya kepemimpinan.
KESIMPULAN
Tipe Kepemimpinan Muammar Khadafi adalah Leader by power
held (Seseorang yang menjadi pemimpin dikarenakan kekuasaan yang dimilikinya).
Gaya kepemimpinan muammar khadafi termasuk dalam gaya otokratik, karena muammar
khadafi memaksa rakyatnya untuk mematuhi segala perintahnya, dan gerakan
masyarakat sangat dibatasi.
Dengan demikian, gaya kepemimpinan seseorang yang otokratik
dalam prakteknya mempunyai gaya sebagai berikut:
- Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
- Dalam hal penegakan disiplin, gaya kepemimpinannya akan
bersifat kaku.
- Bernada keras dan paksa dalam pemberian perintah atai
instruksi.
- Menggunakan pendekatan punitif (hukuman) bilamana
terjadi kesalahan atau penyimpangan oleh bawahan.
Permasalahan yang timbul dengan gaya kepemimpinan ini adalah
sebagai berikut:
- Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan
bawahan terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama.
- Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan
ketakutan akan hukuman yang keras bahkan pemecatan.
- Untuk efektifitas kinerja bawahan akan melorot drastis
jika ketaatan dan disiplin kerja menurun.